"WELCOME TO MY BLOG * DZIA UNTAIAN CINTA *"

Minggu, 27 Maret 2016

MAKALAH ORGANISASI PEMUDA

BAB I

ORGANISASI PEMUDA

1. Latar Belakang

Sebelum Indonesia merdeka, negara kita memiliki berbagai organisasi kepemudaan yang beranggotakan para pemuda-pemudi Indonesia baik yang bersifat nasional maupun kedaerahan. Berikut ini adalah daftar beberapa organisasi perkumpulan pemuda-pemudi Indonesia: 

1. Budi Utomo / Boedi Oetomo

Budi Utomo berdiri pada tahun 1908 yang pada awal mula berdirinya merupakan organisasi pelajar yang ruang lingkupnya masih kedaerahan, namun pada perkembangannya berubah menjadi organisasi perkumpulan pemuda nasional.
2. Trikoro Dharmo / Tri Koro Dharmo

Trikoro Dharmo adalah sebuah perkumpulan pemuda yang berasal dari Jawa pada tahun 1915 di gedung kebangkitan nasional. Organisasi ini kemudian mengubah nama menjadi Jong Jawa pada kongres di Solo. Arti definisi / pengertian dari tri koro dharmo adalah Tiga Tujuan Mulia.

3. Jong Sumatra Bond (Persatuan Pemuda Sumatra)

Organisasi oni berdiri pada tahun 1917 yang memiliki tujuan untuk mempererat hubungan antar pelajar yang berasal dari sumatera. Beberapa toko terkenal dari organisasi ini yaitu seperti M. Hatta dsan M. Yamin.

4. Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia

Organisasi yang satu ini berdiri pada tahun 1925 yang diprakarsa oleh mahasiswa Jakarta dan Bandung dengan tujuan untuk Kemerdekaan Indonesia.


5. Jong Indonesia

Perkumpulan pemuda dan pemudi ini didirikan pada tahun 1927 di Bandung di mana kemudian organisasi ini diubah menjadi Pemuda Indonesia untuk yang berjenis kelamin laki-laki dan Putri Indonesia bagi yang perempuan. Pemuda Indonesia membuat kongres di mana pada kongres yang kedua menghasilkan Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928.

6. Indonesia Muda

Indonesia Muda adalah organisasi nasional yang lahir karena dorongan Sumpah Pemuda pada tahun 1930 sebagai peleburan banyak organisasi pemuda daerah / lokal.
7. Organisasi Perkumpulan Daerah

Setelah muncul jong jawa dan jong sumatra bond, maka bermunculanlah organisasi lokal kedaerahan lain seperti jong celebes, jong ambon, jong minahasa, dan lain sebagainya.

Tanggal 28 Oktober 1928 merupakan hari bersejarah bagi pemuda indonesia yang disebut juga sebagai hari sumpah pemuda, sehingga setiap tahun selalu diperingati oleh pemuda di indonesia.Tercetusnya ikrar Sumpah Pemuda 1928 diawali oleh peristiwa Kongres Pemuda I,kemudian diteruskan dengan kongres pemuda II.

Kongres Pemuda I diadakan 30 April - 2 Mei 1926 di Batavia (Jakarta) yang menghasilkan kesepakatan kegiatan pemuda dalam bidang sosial, ekonomi, dan budaya. Kongres ini diikuti oleh seluruh organisasi pemuda saat itu seperti Jong Java, Jong Sumatra, Jong Betawi, dan sebagainya. Lalu dilanjutkan dengan Kongres Pemuda Kedua yang diadakan pada tanggal 27-28 Oktober 1928 , berasal dari Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI), sebuah organisasi pemuda yang beranggota pelajar dari seluruh indonesia. Atas inisiatif PPPI, kongres dilaksanakan di tiga gedung yang berbeda dan dibagi dalam tiga kali rapat. Sehingga menghasilkan Sumpah Pemuda.

Rapat Pertama, Gedung Katholieke Jongenlingen Bond, sabtu 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Lapangan Banteng. Dalam sambutannya, Soegondo berharap kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda. Acara dilanjutkan dengan uraian Moehammad Jamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia yaitu sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan.

Rapat Kedua, Gedung Oost-Java Bioscoop, minggu 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, membahas masalah pendidikan. Kedua pembicara, Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, sependapat bahwa anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah. Anak juga harus dididik secara demokratis.

Rapat Ketiga, Gedung Indonesisch Huis Kramat pada sesi berikutnya, Soenario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Sedangkan Ramelan mengemukakan, gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional. Gerakan kepanduan sejak dini mendidik anak-anak disiplin dan mandiri, hal-hal yang dibutuhkan dalam perjuangan.

Sebelum kongres ditutup diperdengarkan lagu “Indonesia” karya Wage Rudolf Supratman. Lagu tersebut disambut dengan sangat meriah oleh peserta kongres. Kongres ditutup dengan mengumumkan rumusan hasil kongres. Oleh para pemuda yang hadir, rumusan itu diucapkan sebagai Sumpah Setia, berbunyi :

Pertama, Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe, Tanah Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Bertumpah Darah Yang Satu, Tanah Indonesia).

Kedua, Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Berbangsa Yang Satu, Bangsa Indonesia. 

Ketiga, Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia).

Berdasarkan kutipan isi dari sumpah pemuda yang telah di ikrarkan oleh para penggagas sumpah pemuda, sudah saatnya kita sebagai generasi penerus bangsa di era globalisasi ini memiliki tugas penting dan kewajiban bersama untuk mengamalkan dan mewujudkan cita-cita luhur para pemuda yang dulunya juga ikut berperan serta dalam kemerdekaan bangsa indonesia sebagai wujud cinta tanah air mereka terhadap NKRI dan membangkitkan kembali semangat, jiwa Nasionalisme di kalangan pemuda dan mahasiswa pada saat sekarang ini, yang mulai luntur akibat degradasi moral yang banyak terjadi dikalangan mahasiswa dan pemuda indonesia.

Kerusakan moral ini tidak hanya tercermin dalam pelanggaran HAM saja, dan juga, tidak hanya terwujud dalam merajalelanya korupsi secara parah dan ganas, jauh lebih luas dan lebih besar dari itu semua. Proses pembusukan moral secara besar-besaran ini sudah berjalan jauh sebelumnya. Sehingga berdampak negatif bagi semua aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Berbagai masalah muncul baik itu dibidang politik, ekonomi, sosial, kebudayaan, termasuk agama.

Kita sebagai pemuda bangsa, pemuda penerus masa depan kejayaan indonesia tetaplah untuk berjuang dan semangat seperti pemuda zaman dulu. Tidak perlu mengorbankan nyawa, dengan semangat belajar, dengan semangat bekerja keras, disiplin, patuh dan taat kepada agama jelas perjuangan untuk mempertahankan indonesia akan tetap terjaga. Serta menghargai dan saling menghormati satu sama lain, dan tetap melestarikan budaya indonesia tidaklah sulit, semua tergantung dari kesadaran kita masing-masing sebagai generasi penerus bangsa demi terciptanya rasa persatuan dan kesatuan untuk bangsa indonesia tercinta tanpa ada perbedaan antara satu dan lainnya. Sesuai dengan semboyan negara kita “BHINNEKA TUNGGAL IKA” (walaupun berbeda-beda namun tetap satu jua).

Kemerdekaan Indonesia dan sumpah pemuda adalah salah satu contoh dimana kekuatan pemuda dapat mengubah banyak hal. Kejadian ini merupakan bukti bahwa sebenarnya pemuda itu adalah suatu bibit atau cikal bakal dari suatu Negara. Keadaan suatu Negara kedepannya dapat dilihat dari sukses atau tidaknya generasi muda mempertahankan imannya dari banyaknya kenegatifan dunia. Untuk itu, sebagai generasi muda Indonesia, kita harus banyak belajar. Belajar untuk menjadi lebih baik, belajar untuk dapat mengubah paradigma dunia terhadap Indonesia. Mari bersama-sama kita bangkit untuk kejayaan Bangsa dan Negara yang kita cintai ini.



Ø karang taruna

Karang Taruna adalah organisasi kepemudaan di Indonesia. Karang Taruna merupakan wadah pengembangan generasi muda nonpartisan, yang tumbuh atas dasar kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat khususnya generasi muda di wilayah Desa / Kelurahan atau komunitas sosial sederajat, yang terutama bergerak dibidang kesejahteraan sosial. Sebagai organisasi sosial kepemudaan Karang Taruna merupakan wadah pembinaan dan pengembangan serta pemberdayaan dalam upaya mengembangkan kegiatan ekonomis produktif dengan pendayagunaan semua potensi yang tersedia dilingkungan baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam yang telah ada. Sebagai organisasi kepemudaan, Karang Taruna berpedoman pada Pedoman Dasar dan Pedoman Rumah Tangga dimana telah pula diatur tentang struktur penggurus dan masa jabatan dimasing-masing wilayah mulai dari Desa / Kelurahan sampai pada tingkat Nasional. Semua ini wujud dari pada regenerasi organisasi demi kelanjutan organisasi serta pembinaan anggota Karang Taruna baik dimasa sekarang maupun masa yang akan datang. Karang Taruna beranggotakan pemuda dan pemudi (dalam AD/ART nya diatur keanggotaannya mulai dari pemuda/i berusia mulai dari 11 - 45 tahun) dan batasan sebagai Pengurus adalah berusia mulai 17 - 35 tahun. Karang Taruna didirikan dengan tujuan memberikan pembinaan dan pemberdayaan kepada para remaja, misalnya dalam bidang keorganisasian, ekonomi, olahraga, ketrampilan, advokasi, keagamaan dan kesenian. Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, pemuda selalu menempati peran yang sangat strategis dari setiap peristiwa penting yang terjadi. Bahkan dapat dikatakan bahwa pemuda menjadi tulang punggung dari keutuhan perjuangan melawan penjajahan Belanda dan Jepang ketika itu. Peran tersebut juga ttap disandang oleh pemuda Indonesia hingga kini; selain sebagai pengontrol independen terhadap segala kebijakan yang dibuat oleh pemerintah dan penguasa, pemuda Indonesia juga secara aktif melakukan kritik, hingga mengganti pemerintahan apabila pemerintahan tersebut tidak lagi berpihak ke masyarakat. Hal ini dapat dilihat pada kasus jatuhnya Pemerintahan Soekarno oleh gerakan pemuda, yang tergabung dalam kesatuan-kesatuan aksi mahasiswa dan pemuda tahun 1966. hal yang sama juga dilakukan oleh pemuda dalam menumbangkan pemerintahan Soeharto 32 tahun kemudian. Peran yang disandang pemuda Indonesia sebagai agen perubahan (Agent of Change) dan agen kontrol social (Agent of Social Control) hingga saat ini masih sangat efektif dalam memposisikan peran pemuda Indonesia. Sebab, sebagai sebuah negara dengan wilayah yang besar dan pendidikan politik masyarakatnya yang relatif rendah, setiap pemerintahan yang berkuasa di Indonesia akan cenderung melakukan penyimpangan dalam setiap kebijakannya. Hal ini dimungkinkan karena masyarakat sebagai stakeholder Republik Indonesia secara politis belum cukup aktif dalam mengupayakan pengkontrolan terhadap kebijakan dan prilaku politik penguasanya, sehingga peran pemuda dalam hal ini menjadi sangat penting dalam menstimulus partisipasi politik rakyat dalam upaya mengontrol setiap kebijakan yang dibuat penguasa.

Pasca Pemerintahan Orde Baru yang dipimpin oleh Soeharto tumbang, peran dan tanggung jawab pemuda Indonesia jauh lebih kompleks. Karena transisi demokrasi menjadi salah satu agenda yang penting untuk dikawal. Sebagai negara yang tengah menjalani peralihan dari negara otoriter-militeristik ke negara yang menganut sistem demokrasi, Indonesia sangat rawan dengan konflik. Konflik yang paling kentara adalah konflik horizontal, konflik antara masyarakat dengan kelompok masyarakat yang lain. Selama kurun waktu dari 1998 hingg 2001, konflik horizontal menjadi pekerjaan rumah pemerintah Indonesia, dan tentu saja pemuda Indonesia menuntut untuk segera dicarikan solusinya. Konflik yang terjadi di Poso, Sulawesi Tengah, Ambon, Maluku, di Kalimantan Barat dan Tengah, serta pergolakan daerah untuk menuntut pemerintahan sendiri seperti yang dilakukan oleh Gerakan Aceh Merdeka (GAM), dan Organisasi Papua Merdeka (OPM), dipicu oleh ketidaksiapan elit politik yang dulu mendukung pemerintahan Orde Baru dalam pengembangan sistem demokrasi yang menjadi pilihan rakyat Indonesia setelah 32 tahun lebih berada dibawah bayang-bayang pemerintahan otoriter yang menindas.






BAB II

KESIMPULAN DAN SARAN

2.1 Kesimpulan

Makalah ini akan menguraikan perihal peran dan tanggung jawab pemuda Indonesia dalam komitmennya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, serta sikap, komitmen, dan keberpihakan pemuda Indonesia kepada masyarakat. Dalam makalah ini juga akan membahas periodisasi kepemimpinan pemuda Indonesia dari masa pergerakan nasional hingga sekarang, serta permasalahan yang dihadapi dan jalan keluar yang dilakukan sebagai upaya untuk memperkuat jati diri dan profesionalisme kepemimpinan pemuda Indonesia di masa yang akan datang.



2.2 Saran

Penulis berharap makalah tentang organisasi pemuda ini dapat bermanfaat dan kedepannya akan ada lagi yang akan membuat makalah tentang organisasi pemuda dengan lebih lengkap lagi.



2 komentar:

tentang dzia untaian cinta